BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Anemia
adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik
anak-anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya
sangat beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam
folat, vitamin B12, sampai kelainan hemolitik.
Anemia
dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun dengan pemeriksaan
laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan secara
laboratorik didapatkan penurunan kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari
harga normal.
2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian anemia.
b. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab anemia.
c. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul pada pasien anemia.
d. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada pasien dengan anemia
BAB
II
KONSEP
DASAR MEDIS
A. PENGERTIAN
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung
eritrosit lebih rendah dari normal. Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit
serta jumlah Hb dalam 1mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang
didapatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah. (Ngastiyah.1997).
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges,1999).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).
B. ETIOLOGI
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya. Penyebab umum dari anemia
1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
6. Pecah pembuluh darah
7. Penyakit Kronik (menahun)
8. Perdarahan hidung
9. Wasir (hemoroid)
10. Ulkus peptikum
11. Kanker atau polip di saluran pencernaan
12. Tumor ginjal atau kandung kemih
13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
15. Kekurangan zat besi
16. Kekurangan vitamin B12
17. Kekurangan asam folat
18. Kekurangan vitamin C
19. Penyakit kronik
20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21. Pembesaran limpa
22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah
23. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
24. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
25. Sferositosis herediter
26. Elliptositosis herediter
27. Kekurangan G6PD
28. Penyakit sel sabit
29. Penyakit hemoglobin C
30. Penyakit hemoglobin S-C
31. Penyakit hemoglobin E
32. Thalasemia
C. KRITERIA ANEMIA
Untuk memenuhi definisi anemia, maka perlu ditetapkan batas hemoglobin atau hematokrit yang dianggap sudah terjadi anemia. Batas tersebut sangat dipengaruhi oleh usia,jenis kelamin,dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut.
Untuk kriteria anemia di klinik, rumah sakit,atau praktik klinik pada umumnya dinyatakan anemia bila terdapat nilai sebagai berikut.
1. Hb <10gr/dl
2. Hematokrit <30%
3. Eritrosit <2,8juta
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges,1999).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).
B. ETIOLOGI
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya. Penyebab umum dari anemia
1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
6. Pecah pembuluh darah
7. Penyakit Kronik (menahun)
8. Perdarahan hidung
9. Wasir (hemoroid)
10. Ulkus peptikum
11. Kanker atau polip di saluran pencernaan
12. Tumor ginjal atau kandung kemih
13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
15. Kekurangan zat besi
16. Kekurangan vitamin B12
17. Kekurangan asam folat
18. Kekurangan vitamin C
19. Penyakit kronik
20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21. Pembesaran limpa
22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah
23. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
24. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
25. Sferositosis herediter
26. Elliptositosis herediter
27. Kekurangan G6PD
28. Penyakit sel sabit
29. Penyakit hemoglobin C
30. Penyakit hemoglobin S-C
31. Penyakit hemoglobin E
32. Thalasemia
C. KRITERIA ANEMIA
Untuk memenuhi definisi anemia, maka perlu ditetapkan batas hemoglobin atau hematokrit yang dianggap sudah terjadi anemia. Batas tersebut sangat dipengaruhi oleh usia,jenis kelamin,dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut.
Batasan yang umum dipengaruhi adalah
kriteria WHO pada tahun 1968.Dinyatakan sebagai anemia bila tedapat nilai
dengan criteria sebagai berikut:
No
|
Jenis kelamin/ usia
|
Kadar hemoglobin
|
||||
1
|
Laki-laki
|
Hb <13gr/dl
|
||||
2
|
Perempuan dewasa tidak hamil
|
Hb <12gr/dl
|
||||
3
|
Perempuan
|
Hb <11gr/dl
|
||||
4
|
Anak usia 6-14 tahun
|
Hb <12gr/dl
|
||||
5
|
Anak usia 6 bulan-6 tahun
|
Hb <11gr/dl
|
Untuk kriteria anemia di klinik, rumah sakit,atau praktik klinik pada umumnya dinyatakan anemia bila terdapat nilai sebagai berikut.
1. Hb <10gr/dl
2. Hematokrit <30%
3. Eritrosit <2,8juta
Pasien dalam kasus menderita anemia akibat defisiensi besi, padahal tingkat kebutuhan besi (Fe) meningkat dalam masa pertumbuhan. Akibat kurangnya asupan zat gizi berupa besi yang penting dalam proses hemopoiesis ini menimbulkan konsekuensi berbagai gejala klinis yang dialami oleh pasien tersebut. Dalam laporan ini, penulis membahas perbandingan berbagai jenis anemia, namun lebih fokus difokuskan kepada anemia defisiensi besi.
D. PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.
Lisis
sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses
ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi
sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin
plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan
ikterik pada sclera).
Apabila
sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemolitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat
untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi
dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Anemia
↓
viskositas darah menurun
↓
resistensi aliran darah perifer
↓
penurunan transport O2 ke jaringan
↓
hipoksia, pucat, lemah
↓
beban jantung meningkat
↓
kerja jantung meningkat
↓
payah jantung`
E. MANIFESTASI KLINIS
a. Tanda-tanda umum anemia:
i. pucat,
ii. takicardi,
- bising sistolik anorganik,
- bising karotis,
- pembesaran jantung.
b. Manifestasi khusus pada anemia:
a. Anemia aplastik: ptekie, ekimosis, epistaksis, ulserasi oral, infeksi bakteri, demam, anemis, pucat, lelah, takikardi.
b.
Anemia defisiensi: konjungtiva pucat (Hb 6-10 gr/dl), telapak
tangan pucat (Hb < 8 gr/dl), iritabilitas, anoreksia, takikardi,
murmur sistolik, letargi, tidur meningkat, kehilangan minat bermain atau
aktivitas bermain. Anak tampak lemas, sering berdebar-debar, lekas
lelah, pucat, sakit kepala, anak tak tampak sakit, tampak pucat pada
mukosa bibir, farink,telapak tangan dan dasar kuku. Jantung agak
membesar dan terdengar bising sistolik yang fungsional.
c. Anemia aplastik : ikterus, hepatosplenomegali.
(Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI, 1985)
F. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Kadar Hb.
Kadar
Hb <10g/dl. Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata < 32% (normal:
32-37%), leukosit dan trombosit normal, serum iron merendah, iron binding
capacity meningkat.
2. Indeks eritrosit
3. jumlah leukosit dan trombosit
4. hitung retikulosit
5. sediaan apus darah
6. pameriksaan sumsum tulang
7. Kelainan laborat
sederhana untuk masing-masing tipe anemia :
a. Anemia
defisiensi asam folat : makro/megalositosis
b. Anemia
hemolitik : retikulosit meninggi, bilirubin indirek dan total naik,
urobilinuria.
c. Anemia aplastik
: trombositopeni, granulositopeni, pansitopenia, sel patologik darah tepi
ditemukan pada anemia aplastik karena keganasan. (Petit, 1997)
G. KOMPLIKASI
a. Cardiomegaly
b. Congestive heart failure
c. Gastritis
d. Paralysis
e. Paranoia
f. Hallucination and delusion
g. Infeksi genoturia
H. PENCEGAHAN ANEMIA
Banyak
jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat membantu
menghindari anemia kekurangan zat besi dan anemia kekurangan vitamin
dengan makan yang sehat, variasi makanan, termasuk:
1.
Besi. Sumber terbaik zat besi adalah daging sapi dan daging
lainnya. Makanan lain yang kaya zat besi, termasuk kacang-kacangan,
lentil, sereal kaya zat besi, sayuran berdaun hijau tua, buah kering,
selai kacang dan kacang-kacangan.
2.
Folat. Gizi ini, dan bentuk sintetik, asam folat, dapat ditemukan
di jus jeruk dan buah-buahan, pisang, sayuran berdaun hijau tua, kacang
polong dan dibentengi roti, sereal dan pasta,
3. Vitamin B-12. Vitamin ini banyak dalam daging dan produk susu.
4. Vitamin C. Makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, melon dan beri, membantu meningkatkan penyerapan zat besi.
Makan
banyak makanan yang mengandung zat besi sangat penting bagi orang-orang
yang memiliki kebutuhan besi yang tinggi, seperti anak-anak - besi yang
diperlukan selama ledakan pertumbuhan - dan perempuan hamil dan
menstruasi.
Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi antara lain :
1. Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi yang cukup secara rutin pada usia remaja.
2. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan, unggas, makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung vitamin C (asam askorbat) untuk meningkatkan absorbsi besi dan menghindari atau mengurangi minum kopi, teh, teh es, minuman ringan yang mengandung karbonat dan minum susu pada saat makan.
3. Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB di daerah dengan prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi pada remaja dosis 1 mg/KgBB/hari.
4. Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi bersama susu, kopi, teh, minuman ringan yang mengandung karbonat, multivitamin yang mengandung phosphate dan kalsium.
5. Skrining anemia. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih merupakan pilihan untuk skrining anemia defisiensi besi .
J. PENGOBATAN ANEMIA
Pengobatan anemia tergantung pada penyebabnya:
-
Anemia kekurangan zat besi. Bentuk anemia ini diobati dengan
suplemen zat besi, yang mungkin Anda harus minum selama beberapa bulan
atau lebih. Jika penyebab kekurangan zat besi kehilangan darah - selain
dari haid - sumber perdarahan harus diketahui dan dihentikan. Hal ini
mungkin melibatkan operasi.
-
Anemia kekurangan vitamin. Anemia pernisiosa diobati dengan
suntikan - yang seringkali suntikan seumur hidup - vitamin B-12. Anemia
karena kekurangan asam folat diobati dengan suplemen asam folat.
-
Anemia penyakit kronis. Tidak ada pengobatan khusus untuk
anemia jenis ini. Suplemen zat besi dan vitamin umumnya tidak membantu
jenis anemia ini . Namun, jika gejala menjadi parah, transfusi darah
atau suntikan eritropoietin sintetis, hormon yang biasanya dihasilkan
oleh ginjal, dapat membantu merangsang produksi sel darah merah dan
mengurangi kelelahan.
-
Aplastic anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup
transfusi darah untuk meningkatkan kadar sel darah merah. Anda mungkin
memerlukan transplantasi sumsum tulang jika sumsum tulang Anda
berpenyakit dan tidak dapat membuat sel-sel darah sehat. Anda mungkin
perlu obat penekan kekebalan tubuh untuk mengurangi sistem kekebalan
tubuh Anda dan memberikan kesempatan sumsum tulang ditransplantasikan
berespon untuk mulai berfungsi lagi.
-
Anemia terkait dengan penyakit sumsum tulang. Pengobatan
berbagai penyakit dapat berkisar dari obat yang sederhana hingga
kemoterapi untuk transplantasi sumsum tulang.
-
Anemias hemolitik. Mengelola anemia hemolitik termasuk
menghindari obat-obatan tertentu, mengobati infeksi terkait dan
menggunakan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan Anda, yang dapat
menyerang sel-sel darah merah. Pengobatan singkat dengan steroid, obat
penekan kekebalan atau gamma globulin dapat membantu menekan sistem
kekebalan tubuh menyerang sel-sel darah merah.
-
Sickle cell anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup
pemberian oksigen, obat menghilangkan rasa sakit, baik oral dan cairan
infus untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah komplikasi. Dokter juga
biasanya menggunakan transfusi darah, suplemen asam folat dan
antibiotik. Sebuah obat kanker yang disebut hidroksiurea (Droxia,
Hydrea) juga digunakan untuk mengobati anemia sel sabit pada orang
dewasa.
KONSEP
KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN
1) Aktivitas / istirahat
Gejala :keletihan, kelemahan,
malaise umum. Kehilangan produktivitas;
penurunan semangat untuk
bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat
lebih banyak.
Tanda : takikardia/
takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri,
apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan
penurunan kekuatan. Tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan
lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
2) Sirkulasi
Tanda : TD : peningkatan sistolik
dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia
: abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T;
takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat
pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar
kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai
keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon
terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler
melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku
: mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut : kering,
mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).
3) Integritas ego
Gejala : Keyakinanan agama/budaya
mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.
Tanda : Depresi.
4) Eleminasi
Gejala : Riwayat pielonefritis,
gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan
darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
5) Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet,
masukan diet protein hewani rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri
mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah,
dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah
atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya
(DB).
Tanda : lidah tampak merah
daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12). Membrane mukosa
kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas
(DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya
inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).
6) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, berdenyut,
pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan
penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah
; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : Peka rangsang,
gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons, lambat
dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan
dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa
getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara :
sakit kepala (DB)
8) Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru.
Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan
dispnea.
9) Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan
terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan
atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin
dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan, penyembuhan luka
buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil,
berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik).
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
2. Kelemahan berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat.
4. Kecemasan berhubungandengan perubahan status kesehatan
C. Intervensi/Implementasi keperawatan
1) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
Tujuan
: peningkatan perfusi jaringan.
Kriteria
hasil : – menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.
INTERVENSI
Mandiri
-
Awasi
tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku.
Rasional
: memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan
membantu menetukan kebutuhan intervensi.
-
Tinggikan
kepala tempat tidur sesuai toleransi.
Rasional
: meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan
seluler. Catatan : kontraindikasi bila ada hipotensi.
-
Awasi
upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi adventisius.
Rasional
: dispnea, gemericik menununjukkan gangguan jantung karena regangan jantung
lama/peningkatan kompensasi curah jantung.
-
Selidiki
keluhan nyeri dada/palpitasi.
Rasional
: iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial risiko infark.
-
Hindari
penggunaan botol penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi dengan
thermometer.
Rasional
: termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen.
Kolaborasi
-
awasi
hasil pemeriksaan laboraturium. Berikan sel darah merah lengkap/packed produk
darah sesuai indikasi.
Rasional
: mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan /respons terhadap
terapi.
-
Berikan
oksigen tambahan sesuai indikasi.
Rasional
: memaksimalkan transport oksigen ke jaringan.
2) Kelemahan berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.
Tujuan : dapat mempertahankan/meningkatkan
ambulasi/aktivitas.
Kriteria hasil :
-
Melaporkan
peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari)
-
Menunjukkan
penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi, pernapasan, dan tekanan
darah masih dalam rentang normal.
INTERVENSI
Mandiri
–
Kaji
kemampuan klien dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
Rasional
: mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.
–
Kaji
kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan otot.
Rasional
: menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi
keamanan pasien/risiko cedera.
–
Observasi
tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.
Rasional
: manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah
oksigen adekuat ke jaringan.
–
Berikan
lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan kurangi suara bising, pertahankan
tirah baring bila di indikasikan.
Rasional
: meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan
menurunkan regangan jantung dan paru.
–
Gunakan
teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila terjadi kelelahan dan
kelemahan, anjurkan pasien melakukan aktivitas semampunya (tanpa memaksakan
diri).
Rasional
: meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai normal dan memperbaiki tonus
otot/stamina tanpa kelemahan. Meingkatkan harga diri dan rasa terkontrol.
3). Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat.
Tujuan : Infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
– Mengidentifikasi perilaku untuk
mencegah/menurunkan risiko infeksi.
-
Meningkatkan penyembuhan luka, bebas
drainase purulen atau eritema, dan demam.
INTERVENSI
Mandiri
–
Tingkatkan
cuci tangan yang baik ; oleh pemberi perawatan dan pasien.
Rasional
: mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bacterial. Catatan : pasien dengan
anemia berat/aplastik dapat berisiko akibat flora normal kulit.
–
Pertahankan
teknik aseptic ketat pada prosedur/perawatan luka.
Rasional
: menurunkan risiko kolonisasi/infeksi bakteri.
–
Berikan
perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat.
Rasional
: menurunkan risiko kerusakan kulit/jaringan dan infeksi.
–
Motivasi
perubahan posisi/ambulasi yang sering, latihan batuk dan napas dalam.
Rasional
: meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu memobilisasi sekresi
untuk mencegah pneumonia.
–
Tingkatkan
masukkan cairan adekuat.
Rasional
: membantu dalam pengenceran secret pernapasan untuk mempermudah pengeluaran
dan mencegah stasis cairan tubuh misalnya pernapasan dan ginjal
–
Pantau/batasi
pengunjung. Berikan isolasi bila memungkinkan.
Rasional
: membatasi pemajanan pada bakteri/infeksi. Perlindungan isolasi dibutuhkan
pada anemia aplastik, bila respons imun sangat terganggu.
–
Pantau
suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa demam.
Rasional
: adanya proses inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/pengobatan.
–
Amati
eritema/cairan luka.
Rasional
: indikator infeksi lokal. Catatan : pembentukan pus mungkin tidak ada bila
granulosit tertekan.
Kolaborasi
–
Ambil
specimen untuk kultur/sensitivitas sesuai indikasi.
Rasional
: membedakan adanya infeksi, mengidentifikasi pathogen khusus dan mempengaruhi
pilihan pengobatan.
–
Berikan
antiseptic topical ; antibiotic sistemik.
Rasional
: mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi atau untuk
pengobatan proses infeksi local.
4) Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Tujuan : Kecemasan berkurang
Kriteria hasil : Tampak rileks dan tidur / istirahat
tidur
*Mandiri
–
Kaji
tingkat kecemasan klien.
Rasional
: Untuk mengetahui faktor predis-posisi yang menimbulkan kece-masan sehingga
memudahkan mengantisipasi rasa cemasnya.
–
Dorong
klien dapat mengekspresikan pera-saannya.
Rasional
dengan mengungkapkan perasaannya maka
kecemasannya berkurang.
–
Beri
informasi yang jelas proses penyakitnya.
Rasional
: Memudahkan klien dalam memahami dan mengerti tentang proses penyakitnya.
–
Beri
dorongan spiritual
Rasional
: Kesembuhan bukan hanya dipe-roleh dari pengobatan atau pera-watan
tetapi yang menentukan adalah Tuhan.
D. EVALUASI
Evaluasi
pada pasien dengan anemia adalah :
1) Infeksi tidak terjadi.
2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
3) Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan
ambulasi/aktivitas.
4) Peningkatan perfusi jaringan.
5) Pasien mengerti dan memahami tentang
penyakit, prosedur diagnostic dan rencana pengobatan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tidak semua data yang ada pada
pengkajian teoritis muncul pada kasus tergangung kondisi demam rematik dan
faktor-faktor lain yang memperberat.
Diagnosa yang ada dalam makalah
ini adalah :
1. Intoleransi
aktivitas b/d gangguan sistem transpor oksigen sekunder akibat anemia
2.
Nutrisi dari kebutuhan b/d ketidak
adekuatan masukan sekunder akibat: kurang stimulasi emosional/sensoris atau
kurang pengetahuan tentang pemberian asuhan
3.
Ansietas/cemas b/d lingkungan atau orang
Dalam impelementasi kolaborasi yang
dilakukan dalam bentuk mengkonfirmasi ulang terapi pengobatan.Evaluasi yang dilakukan
adalah evaluasi proses yaitu mengevaluasi kondisi klien tiap hari sesuai dengan
permasalahan yang dianggap.
B.
SARAN
Bagi
perawat :
1. Sebelum melakukan hubungan terapeutik dengan klien
sebaiknya perawat membekali diri dengan ilmu dan kemampuan untuk berkomunikasi
terapeutik. 2. Hubungan saling percaya dengan klien merupakan kunci utama demi keberhasilan dalam pemberian asuhan keperawatan.
3. Sebaiknya perawatan yang dilakukan pada pasien demam rematik dilakukan secara kontiniu dan berkesinambungan.
4. Mahasiswa keperawatan dapat menerapkan asuhan keperawatan yang telah didapatkan secara teoritis pada kasus anemia.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan
Keperawatan, Jakarta : EGC
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC
Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo. 2008. Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba
MedikaBaca selengkapnya informasi Khasiat obat tradisional dan tanaman obat
Terima kasih, artikelnya menarik
BalasHapusManfaat Buah Naga Bagi Penderita Anemia
https://atmktp.blogspot.com/2019/06/manfaat-buah-naga-bagi-penderita-anemia.html
Thanks for your information. Please accept my comments to still connect with your blog. And we can exchange backlinks if you need.
BalasHapusWhat Is Anemia?
What Is Aortic Aneurysm?
What Is Angina Pectoris?
What Is Arrhythmias?
What Is Ascariasis?
Casino.org NJ | Dr.Mcd.com
BalasHapusWelcome to the 용인 출장마사지 Official Facebook page of the New Jersey Lottery. Bet on the latest 순천 출장안마 news 아산 출장안마 and updates 강릉 출장마사지 on all your favorite 서산 출장샵 local lottery games.